Kamis, 18 Desember 2014


LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA Tn. Sy DENGAN HIPERTENSI
DI RT. I RW VII  KELURAHAN BENDOGERIT
KECAMATAN SANANWETAN KOTA BLITAR

TUGAS KELOMPOK
Untuk memenuhi matakuliah
Keperawatan Keluarga
yang dibina oleh Bu Sri Mugianti, S.Kep., Ns., M.Kep.




Oleh

Ilus Fediastari                         1201300003
 









PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLITAR
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG
2014

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
  1. DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2002: 896)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90mmHg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan pada peningkatan tekanan darah yang hanya sekali. Tekanan darah harus diukur dalam posisi duduk dan berbaring.
            Ada dua macam hipertensi, yaitu hipertensi essensial (primer) dan sekunder. Sembilan puluh persen dari semua kasus hipertensi adalah primer. Tidak ada penyebab yang jelas tentang hipertensi primer. Sekalipun ada beberapa teori yang menunjukkan adanya faktor-faktor genetic, perubahan hormone, dan perubahan simpatis. Hipertensi sekunder adalah akibat dari penyakit atau gangguan tertentu.

  1. Penyebab hipertensi sekunder
Area yang terganggu
Mekanisme
Ginjal
-          Penyakit parenkim ginjal (gromerulonefritis gagal ginjal)



-          Penyakit renovaskuler




Kelenjar adrenal
-          Sindrom chusing

-          Aldosteronisme primer


-          Fenokromositoma


Koarktasi aorta


Trauma kepala atau tumor cranial.




Hipertensi akibat kehamilan.



-          Seringkali menyebabkan hipertensi dependen rennin atau natrium. Perubahan fisiologis dipengaruhi oleh macamnya penyakit dan beratnya insufisiensi ginjal.
-          Berkurangnya perfusi ginjal karena aterosklerosis atau fibrosis yang membuat arteri renalis menyempit; menyebabkan tahanan vaskuler perifer meningkat.

-          Meningkatnya volume darah

-          Aldosteron menyebabkan retensi natrium dan air, yang membuat volume darah meningkat
-          Sekresi yang berlebihan dari katekolamin (norepinefrin membuat tahanan vaskuler perifer meningkat)
-          Menyebabkan tekanan darah meningkat pada ekstremitas atas dan berkurangnya perfusi pada ekstremitas bawah.
-          Meningkatnya tekanan intracranial akan mengakibatkan perfusi serebral berkurang ; iskemia yang timbul akan merangsang pusat vasomotor medulla untuk meningkatkan tekanan darah.
-          Penyebab belum diketahui. Ada teori bahwa vasospasme umum bisa menjadi faktor penyebab.

  1. Klasifikasi hipertensi
Source: National Institutes of Health.
Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa berusia > 18 tahun
Kategori
Systolic (mmHg)
Diastolic (mmHg)
Optimal
<120
<80
Normal
<130
<85
High Normal
130-139
85-89
Hipertensi


Stage 1
140-159
90-99
Stage 2
160-179
100-109
Stage 3
>180
>110

Tingkat
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
1
140-159
90-99
2
160-179
100-109
3
180-209
110-119
4
>210
>210



  1. Tanda dan gejala hipertensi
            Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis yang timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa: nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intracranial, penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat , nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi gromerolus. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
            Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain. (Wiryowidagdo, 2002)

  1. Faktor-faktor resiko hipertensi
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah, dan hormone. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian premature (Juliantri, 2005)
            Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memacu masalah terjadinya hipertensi. Hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seseorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi (Astawun, 2002)
            Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam pathogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevelensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Sheps, 2000)

  1. Tindakan kolaboratif
Uji diagnostik
Diagnosis awal hipertensi ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan darah yang tinggi. Pemeriksaan dilakukan paling sedikit dua kali dalam waktu yang tidak bersamaan dengan posisi pasien duduk dan berbaring. Setelah diagnosis ditentukan, pemeriksaan diagnostic yang spesifik dilakukan untuk menentukan penyebab hipertensi, luasnya kerusakan pada organ-organ vital (ginjal, jantung, otak), dan pembuluh-pembuluh retina. Hasil dari pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk membandingkan hasil-hasil pemeriksaan selanjutnya. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:
1.      Pemeriksaan darah lengkap (hitung deferensial da kimia serum)
2.      Fungsi ginjal (nitrogen urea darah, kreatinin, urinalisis rutin)
3.      Panel lipid untuk mengetahui adanya hiperlipidemia
4.      Elektrokardiogram (EKG), sinar-X toraks, ekokardiogram, untuk melihat adanya pembesaran jantung, dan hipertropi ventrikel kiri.
Obat-obatan
            Tujuan terapi lebih pada pencegahan morbiditas  dan mortalitas. Terapi dengan menggunakan obat adalah pengobatan utama untuk hipertensi essensial. Pada umumnya, pemakaian obat dimulai dengan satu macam obat dalam dosis yang rendah dan diberikan satu kali tiap hari untuk mempermudah kepatuhan pasien. Seringnya pemberian atau banyaknya dosis obat diatur sesuai dengan respons pasien terhadap obat yang diterimanya. Kategori obat dapat pula diganti apabila tidak ada respons terhadap obat yang pertama.
Ketidakpatuhan merupakan masalah utama dalam pengobatan hipertensi. Seringkali pasien tidak meminum obat karena ia merasa sehat, apalagi kalau ia harus meminum obat lebih dari satu macam. Harga obat juga menjadi faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan. Oleh karena itu, dianjurkan agar pengobatan dibuat sesederhana mungkin. Tujuan dari pengobatan adalah menurunkan dan mempertahankan tekanan darah pada tingkat yang dapat melindungi jantung, ginjal, dan otak dari kerusakan yang permanen.
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinjau 3 faktor fisiologis yaitu menurunkan isi cairan intravaskular dan Na darah dengan diuretik, menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovaskuler terhadap rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan antisimpatis, dan menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator.

7.      Modifikasi pola hidup
Sangat dianjurkan agar keluarga dapat memodifikasi pola hidupnya agar pengobatannya menjadi lebih efektif. Dua pola hidup sangat perlu disesuaikan adalah kebiasaan merokok dan stress. Rokok mempunyai efek vasokonstriksi pada pembuluh darah. Peranan stress belum begitu jelas tetapi relaksasi dan management stress yang efektif sangat membantu dalam mengendalikan hipertensi

Pembedahan
Pembedahan tidak digunakan untuk pengobatan hipertensi essensial, tetapi dapat bermanfaat untuk hipertensi sekunder, seperti tumor adrenal, feokromositoma yang sangat banyak mengeluarkan katekolamin-epinefrin dan noreepinefrin, atau pembedahan ginjal.

Diet
Diet adalah pola hidup yang perlu dimodifikasi
1.      Mengurangi garam dan makanan
2.      Menurunkan berat badan bagi yang obes
3.      Tidak mengkonsumsi lemak jenuh untuk mengurangi resiko penyakit jantung
4.      Mengurangi konsumsi alcohol.

Aktivitas
Gerak badan aerobic secara teratur dianjurkan karena dapat membantu mengurangi berat badan dan resiko penyakit jantung. Akan tetapi, gerakan badan yang melelahkan, seperti mengangkat beban atau gerak badan yang menimbulkan maneuver Valsalva lebih baik dihindari.

Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Data subjektif:
a.      Adanya faktor-faktor resiko: riwayat keluarga (penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes, hiperlipidemia, obesitas). Riwayat memiliki hasil tekanan darah yang tinggi pada pengukuran sebelumnya, gejala yang mengarah pada kausa hipertensi sekunder .
b.      Adanya riwayat hipertensi, obat-obat yang digunakan, kepatuhan, dan pemeriksaan lanjutan
c.      Adanya riwayat penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, ginjal, diabetes, hiperlipidemia
d.     Merokok, konsumsi alkohol
e.      Kebiasaan makan: riwayat peningkatan atau penurunan berat badan.
f.       Pekerjaan, stress, manageman stres.
g.      Pengetahuan tentang hipertensi dan pengobatannya
h.      Faktor lingkngan dan psikososial yang mungkin dapat memengaruhi kontrol tekanan darah atau kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan pengobatan.
Data objektif
a.      Periksa tekanan darah 2 kali (lengan kiri dan kanan)
b.      Berat badan dan tinggi badan
c.      Funduskopi mata untuk mengetahui adanya penyempitan atau perdarahan arteriole.
d.     Leher: bruit karotis, distensi vena jugularis, pembesaran kelenjar tiroid/thyromegaly.
e.      Pemeriksaan jantung: evaluasi adanya hipertrofi,tanda-tanda hipertropi ventrikel kiri., aritmia, adanya suara tambahan jantung, seperti: galop rhytm, murmur, peningkatan kecepatan denyut jantung,
f.       Abdomen: untuk menemukan adanya aneurisma atau abnormalitas ginjal, bruit, tumor, pembesaran organ-organ abdominal.
g.      Ekstremitas: warna kulit, edema, hangat, nadi perifer; auskultasi arteri femoralis untuk adanya bruit.
h.      Pengkajian neurologis.
i.        Uji laboratorium: darah lengkap, kimia darah, lipid, kreatinin, urinalisis rutin. Potasium serum, BUN/ Blood Urea Nitrogen
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis yang mungkin muncul dalam keluarga yang menderita hipertensi adalah:
1.      Defisit pengetahuan (faktor-faktor resiko hipertensi, pengobatan) yang berhubungan dengan tidak ada informasi, kurang respons terhadap informasi, tafsiran yang salah tentang informasi.
2.      Ketidakefektifan manageman pengobatan yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup pasien, harga obat, dan efek samping obat.
3.      Ketidakpatuhan yang berhubungan dengan tidak adanya pengetahuan (sifat hipertensi) pengobatan yang rumit, efek samping obat.

Tujuan asuhan keperawatan pada keluarga dengan masalah Hipertensi
Setelah diberikan informasi kepada keluarga, diharapkan keluarga mampu:
1.      Dapat menjelaskan dengan tepat sifat dari hipertensi dan efeknya pada organ-organ vital (otak, ginjal, dan jantung).
2.      Menyebutkan dengan tepat pada pola hidup yang perlu dimodifikasi untuk mencegah faktor-faktor resiko.
3.      Menyebutkan dengan cepat efek dan efek samping obat-obatan yang digunakannya.
4.      Meminum obat-obat antihipertensi yang diberikan dokter pada waktu yang ditetapkan secara konsisten.
Kreteria evaluasi
1.      Respon verbal, keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab dari hipertensi
2.      Respon afektif, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
3.      Respon Psikomotor, keluarga mampu memodifikasi lingkungan bagi penderita hipertensi.

Intervensi Keperawatan
1.      Penyuluhan kesehatan, fokus dari intervensi keperawatan adalah pengajaran pada pasien dan keluarganya tentang:
a.       Sifat hipertensi
Pasien dan keluarga perlu tahu konsep dari tekanan darah, hipertensi, sistole, dan diastole. Jelaskan efek hipertensi pada organ-organ vital seperti jantung, otak, dan ginjal. Demostrasikan kepada pasien dan keluarga cara mengukur tekanan darah dan cara mencatatnya.
b.      Faktor-faktor resiko:
ü  Hindari makanan yang tinggi garam natrium karena dapat menahan air. Kurangi konsumsi makanan cepat saji.
ü  Kurangi atau hindari lemak jenuh untuk mencegah resiko aterosklerosis dan resiko penyakit jantung
ü  Kurangi atau hindari konsumsi alkohol karena dapat meningkatkan tekanan darah. Alkohol mempunyai efek toksik pada hepar.
ü  Nikotin dari rokok dapat mengakibatkan aterosklerosis. Rokok juga merupakan faktor utama penyebab kanker hepar.
c.       Partisipasi dalam program gerak badan 3 kali seminggu selama 30-45 menit.
d.      Bersama pasien dan keluarga membahas. Dan mengidentifikasi sumber-sumber stres (dirumah, di tempat kerja), dan mencari strategiyang cocok umtuk pasien dalam menangani stres secara afektif.
e.       Demonstrasikan pada pasien teknik-teknik, relaksasi, seperti nafas dalam, relaksasi otot secara progresif, meditasi. Bahas dengan pasien tentang hobi yang dapat membantunya relaksasi.
f.       Jelaskan kepada pasien dan keluarganya efek dan efek samping obat, dosis, dan frekuensi memakan obat. Efek samping yang sering timbul adalah berkurangnya kadar kalium dalam darah dan hipotensi ortostatik. Untuk menangani kalium yang rendah, dianjurkan agar pasien memakan makanan yang kaya kalium, seperti pisang, jeruk, kismis, dan kentang. Hipotensi ortostatik dapat diatasi dengan:
ü  Bangun secara berlahan, duduk sebentar baru berdiri.
ü  Apabila merasa akan pingsan, langsung duduk dengan kepala sedikit kebawah atau berbaring.
ü  Hindari berdiri lama, darah akan cenderung mengumpul pada kedua tungkai bawah dan dapat mengakibatkan hipovolumia.
ü  Hindari mandi dengan air panas karena dapat menyebabkan vasodilatasi yang membuat tekanan darah turun sementara.
g.      Mencegah ketidakpatuhan.tidak meminum obat sesuai petunjuk dokter adalah faktor utama penyebab hipertensi yang tidak dapat dikendalikan. Penyebab ketidakpatuhan dapat dikarenakan:
ü  Hipertensi yang asimtomatis pada tahap awal.
ü  Harga obat
ü  Efek samping obat
ü  Pemberian obat-obat yang banyak sehingga pasien bingung
ü  Harus dijelaskan pada pasien bahwa tanda hipertensi tidak muncul pada tahap awal.oleh karena itu, obat perlu diminum sekalipun tidak ada tanda-tandanya.
ü  Apabila sering lupa, keluarga harus membantu menyiapkannya di meja.
h.      Mempertahankan fungsi seksual. Efek samping potensial dari obat-obat inhibitor adrenergik adalah disssfffungsi seksual.
ü  Pada umumya penyekat beta-adrenergik dapat mengurangi lipido dan kemampan untuk ejakulasi.
ü  Penyakit- alfa dapat mengurangi kemampuan ejakulasi
ü  Klonitidin dapat menghambat ereksi.
DAFTAR RUJUKAN
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8. Jakarta : EGC
Mansjoer A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Taylor’s. 2005. Taylor’s Cardiovascular Disease A Handbook.
               New York : Springer (Handbook)
Baradero, M., Dayrit M, W., & Siswadi, Y. 2008. Klien Gangguan
               Kardiovaskuler. Jakarta: EGC.
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. Sy  DENGAN HIPERTENSI DI RT. 1 RW vii  KELURAHAN BENDOGERIT KECAMATAN SANANWETAN
KOTA BLITAR


 
A.  Pengkajian
I.     Data Umum:
Nama kepala keluarga
Alamat


Pekerjaan
Pendidikan
: Tn. Sy
: DI RT. 1 RW vii 
KELUARGA BEndogerit  KEC. SANANwetan
: Sopir
: SMP

Daftar anggota keluarga:
No.
Nama
J.K
Hubungan dgn Keluarga
Umur
Pendidikan
Status Imunisasi
Ket.
1
2
3
4
Tn Sy
Ny. Sa
An. Ba.
An. Fa
L
P
P
L
Bapak
Ibu
Anak
Anak
46
40
15
9
SMP
SD
SMP
SD
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Sehat
HT
Sehat
Sehat



Genogram :
X
 
Oval: X    DM                              HT

 
Oval: X    2000                             1998








 









Keterangan:















 


Laki-laki.
 

Perempuan.
 








Penderita Hipertensi.
 








Tinggal serumah.
 
 





Keluarga Tn. Sy tergolong dalam Nuclear  family/ keluarga inti ,dalam satu rumah terdapat Ayah. Ibu dan anak. Budaya yang dianut suku jawa yang mempunyai anggapan makan tidak makan asal kumpul, sehingga akan dapat meningkatkan penularan penyakit jika salah satu anggota keluarga menderita penyakit menular. Seluruh anggota keluarga ini menganut agama Islam. Kepala keluarga bekerja, sebagai Sopir

II.  Riwayat dan tahap perkembangan keluarga:
Riwayat kesehatan anggota keluarga:
a.    Ny. Sa
Ny. Sa mengatakan bahwa ia menderita tekanan darah tinggi. Ny. Sa mengungkapkan bahwa didalam keluarganya  memiliki penyakit keturunan seperti Hipertensi, Diabetes Melitus dan TBC. Ibu Ny. Sa meninggal karena Diabetes Melitus pada tahun 2000. Sedangkan Ayah Ny. Sa meninggal karena Hipertensi Kronis pada tahu 1998. Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 170/100 mmHg, Ny. Sa batuk terus menerus dan pada saat dilakukan pemeriksaan fisik (auskultasi) terdengar ronkhi. Ny. Sa juga mengatakan bahwa ia sering sakit kepala/ pusing.
b.    Tn. Sy
Selama ini tidak pernah menderita penyakit berat. Sakit yang sering dialami adalah flu dan batuk dan pada saat ia sakit maka ia akan membelikan obat-obat yang ada di warung dan jika belum sembuh maka ia akan pergi ke Puskesmas.
c.    An. Ba
Penyakit yang sering diderita oleh An. Ba adalah batuk pilek. Usaha yang dilakukan oleh ibu untuk mengatasi hal ini adalah membelikan obat di warung yang dijual bebas, apabila masih sakit maka oleh ibu akan dibawa ke puskesmas.
d.   An. Fa
Selama ini tidak pernah menderita sakit berat, sakit yang sering dideritanya adalah batuk pilek yang oleh ibunya akan dibelikan obat di warung dan apabila tidak sembuh akan dibawa ke puskesmas.

III.   Lingkungan:
Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah permanen, luas rumah keseluruhan
+ 70 M2 dengan jumlah kamar yang dimiliki adalah 4 kamar tidur, 2 ruang tamu, 1 kamar mandi, 1 dapur, serta 1 ruang keluarga yang berfungsi untuk tempat menonton televisi bersama. Pencahayaan didalam rumah ini kurang karena rumah masih tampak gelap pada kamar-kamarnya dan pada bagian kamar belakang ventilasi kurang karena tidak memiliki jendela, lantai rumah tampak kotor. Air minum yang digunakan oleh keluarga ini adalah air PDAM yang sudah dimasak. Keluarga ini memiliki tempat tinggal yang tetap.

Denah rumah Ny. Sa


 
Keterangan:

 

 
1. Kamar tidur.
1
 
1
 
2. Ruang tamu.
3
 
1
 
3. Ruang keluarga.
2
 
4. Dapur.
2
 
5. Kamar mandi.


 
Dilingkungan RT setempat memiliki budaya untuk selalu mengunjungi warga yang sakit dengan memberikan sedikit bantuan sehingga dapat meringankan beban keluarga yang sakit. Ny. Sa Mengatakan bahwa ia mengikuti kegiatan arisan dan yasinan di lingkungan RT 1 tetapi jika ia sakit ia tidak mengikutinya.

IV.   Struktur keluarga:
Pola komunikasi di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga semua anggota keluarga menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Menurut Ny. Sa di dalam keluarganya menganut norma yang berlaku di dalam masyarakat dan adat jawa.

V.  Fungsi keluarga:
a.    Fungsi afektif
Menurut Ny. Sa ia senang memiliki keluarga yang lengkap serta sangat senang karena dapat berkumpul dengan mereka. Keluarga tampak harmonis, saling memperhatikan satu dengan yang lain serta saling menghargai satu dengan yang lain, apabila ada anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota keluarga akan membantu sesuai dengan kemampuan.
b.    Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga baik, didalam keluarga ini tampak kepedulian anggota keluarga dengan saling tolong menolong dalam melaksanakan tugas didalam keluarga ini. Keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras rumahnya untuk berbincang-bincang dengan anggota keluarga.
c.    Fungsi perawatan kesehatan
Ny. Sa mengatakan bahwa ia tidak mengetahui  bahwa  penyakit takanan  darah tingginya berbahaya jika dibiarkan tanpa adanya kontrol, ia juga tidak mengetahui tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan darah yang diketahuinya hanya kepala pusing, terkadang nyeri pada leher belakang,. Ny Sa. mengatakan ia tidak mengurangi atau pantangan makanan apapun karena ia tidak tahu serta makanan yang dikonsumsinya sama dengan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga (tidak disendirikan karena kurang garam). Ny. Sa mengatakan minum obat jika terasa sakit saja, tidak setiap hari., Ny. Sa tidak mengetahui akibat jika tidak minum obat anti hepertensi secara teratur.
Menurut keluarga sakit yang dialami Ny. Sa ini tidak terlalu dirasakan karena Ny. Sa dibawa ke puskesmas jika ada keluhan saja. Anggota keluarga mengatakan bahwa ia tidak mengetahui akibat yang bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol serta cara merawat anggota keluarga yang sakit.
Keluarga mengatakan bahwa yang menjaga kebersihan rumah adalah  Ny. Sa dibantu oleh anak-anaknya secara bergantian. Keluarga mengatakan bahwa mereka melakukannya karena kebiasaan.
Keluarga mengetahui jika sakit ia harus pergi ke puskesmas apalagi puskesmas yang ada cukup dekat rumah dengan hanya naik sepeda motor maka akan sampai.

VI.   Stress dan koping keluarga:
            Ny. Sa mengatakan bahwa di dalam keluarganya jika ada masalah mengenai anak, sekolah anak atau apapun akan berusaha diselesaikan dengan berunding bersama-sama untuk mencari jalan yang terbaik.
            Dan apabila masalah tersebut belum terpecahkan juga maka keluarga akan minta bantuan kepada anggota keluarga yang lebih tua dalam membantu memecahkan masalah.



VII.Pemeriksaan fisik:
a.    Ny. Sa
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 170/100 mmHg, konjungtiva merah muda, sklera putih. Suhu 36ᴼC, Nadi 88 x/menit, RR 24x/menit, terdengar ronchi.
b.    Tn. Sy
Pada pemeriksaan fisik Tn. Sy dalam batas normal, tidak ada kelainan pada sistem organ. Tekanan darah 120/80 mmHg. Suhu 36,5ᴼC, Nadi 80 x/menit, RR 24x/menit
c.    An. Fa
An. Fa tampak segar dengan riang ia bermain kesana kemari. Berat badan yang dimiliki oleh anak F adalah 15 kg.

VIII.        Harapan keluarga:
Kelurga mengharapkan agar petugas dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh keluarganya dan ia mengharapkan dapat membantu mempercepat kesembuhan bagi penyakit yang sedang dideritanya.

I.          Kesimpulan

Keluarga Ny. Sa merupakan keluarga besar dengan keadaan ekonomi menengah kebawah. Dimana penghasilan keluarga berasal dari Tn. Sy. keadaan rumah permanen, penerangan cukupan, ventilasi cukupan dengan lantai yang agak kotor dan cukup lembab. Keluarga kurang mengetahui bagaimana perawatan pada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi. Didalam rumah ini terdapat MCK milik sendiri. Keluarga mempergunakan air PDAM untuk dikonsumsi sebagai air minum dengan dimasak terlebih dahulu tentunya. Di dalam keluarga ini Ny. Sa usia 52 tahun  menderita hipertensi tekanan darah pada saat dilakukan pengkajian 170/100 mmHg. Keluarga mengatakan sudah membawa Ny. Sa untuk berobat tetapi tidak kunjung sembuh juga batuk yang dialaminya.



B.     Analisa data
Tgl
Data
Eiologi
Masalah perawatan keluarga
12/5/2014
Subjektif:
Ny. Sa mengatakan bahwa ia tidak mengetahui , akibat jika tidak mengonsumsi obat-obatan secara teratur, ia tidak mengetahui tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan darah, ia juga mengatakan bahwa ia tidak tahu harus mengurangi makan apa, karena selama ini ia tidak pantang atau mengurangi makanan. Ia mengatakan sering mengalami pusing kepala. Keluarga mengatakan bahwa ia tidak pernah mengajak kontrol ke puskemas atau tempat yang lain untuk mrngontrol tekanan darahnya
Objektif:
Tekanan darah Ny. Sa 170/100 mmHg.
Suhu 36ᴼC, Nadi 88 x/menit, RR 24x/menit
Penderita mengetahuinya + 1 bulan yang lalu.

1.      Ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit tekanan darah tinggi.
1.      Hipertensi
Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak) pada Ny. Sa





Subjektif:
Ny. Sa mengatakan bahwa yang membersihkan rumah adalah anaknya An. Fa
Objektif:
Ruangan tampak gelap, dan ventilasi/ sirkulasi udara didalam rumah kurang, baju banyak yang digantung.
2.    ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah
2.Kebersihan lingkungan rumah.
Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA)

C.     Skoring
Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak)
Kriteria
Skor
Pembenaran
1.    Sifat masalah
Tidak sehat.


2.    Kemungkinan masalah dapat diubah.
Sebagian.

3.    Potensi masalah untuk dicegah.
Cukup

4.    Menonjolnya masalah.
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani

3/3 x 1 = 1



½ x 2 = 1



2/3 x 1 = 2/3



½ x 1 = ½
Adalah kurang/ tidak sehat dan memerlukan penanganan yang secepatnya untuk mencegah peningkatan tekanan darah atau terjadinya komplikasi akibat peningkatan tekanan darah.
Masalah dapat diatasi sebagian karena keluarga kurang memiliki pengetahuan tentang cara  merawat anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi.
Masalah dapat diubah karena penyakit hipertensi meruapakan suatu penyakit yang dapat dipertahanakan dengan menjaga keseim bangan tekanan darah.
Keluarga tidak menyadari betapa pentingnya menjaga kestabilan tekanan darah pada penderita hipertensi
Total skor            3 ¼



Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA)
Kriteria
Skor
Pembenaran
1.    Sifat masalah
Ancaman kesehatan.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah.
Sebagian.
3.    Potensi masalah untuk dicegah.
Cukup
4.    Menonjolnya masalah.
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
2/3 x 1 = 2/3


½ x 2 = 1


2/3 x 1 = 2/3


½ x 1 = ½
Merupakan ancaman kesehatan karena dapat menimbulkan berbagia masalah kesehatan oleh karena lingkungan yang kotor.
Masalah dapat diatasi sebagian karena keluarga memiliki fasilitas dan kemauan untuk menjaga kebersihan lingkungannya.
Masalah dapat diubah karena anggota keluarga memiliki waktu yang cukup guna membersihkan rumah.
Keluarga tidak menyadari bahwa lingkungan yang kotor dapat menimbulkan penyakit.
Total skor            3

D.  Diagnosa keperawatan
1.    Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit tekanan darah tinggi

2.    Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah

E.   Intervensi
No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Kriteria
Standard
Intervensi
Evaluasi
Umum
Khusus
1.
Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh darah di otak) berhubungan dengan ketidak-mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit tekanan darah tinggi
Setelah di lakukan pera- watan/ kun- jungan 4x diharapkan keluarga mam pu merawat anggota  keluarga yang menderita tekanan darah tinggi.
Keluarga mampu:
-   Menyebutkan kem- bali tentang kemung kinan penyebab terjadinya pening katan tekanan darah.
-   Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya peningkatan tekanan darah.
-   Menyebutkan akibat yang bisa terjadi bila tekanan darah terlalu tinggi.
Verbal:
-   Menyebutkan 2 dari 3 kemungkinan pe- nyebab terjadinya pe- ningkatan tekanan darah.

-   Menyebutkan 2 dari 3 tanda peningkatan tekanan darah.

-   Menyebutkan 2 akibat yang mungkin terjadi dari peningkatan tekanan darah.

1.    Jelaskan kepada keluarga tentang kemungkinan penyebab tejadi peningkatan tekanan darah.


2.    Jelaskan tentang tanda/ gejala terjadinya peningkat an tekanan darah.

3.    Jelaskan tentang akibat dari peningkatan tekanan darah.
Keluarga mampu:
-   Menyebutkan kemung kinan penyebab terja- dinya peningkatan tekanan darah.
-   Menyebutkan tanda peningkatan tekanan darah.
-   Menyebutkan akibat yang bisa terjadi pada peningkatan tekanan darah.
-   Menunjukkan makan- an yang boleh dan tidak boleh di

No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Kriteria
Standard
Intervensi
Evaluasi
Umum
Khusus



-   Menyebutkan makan an yang boleh dan tidak boleh untuk penderita tekanan darah tinggi.
-   Memeriksakan diri secara teratur.
-   Penderita mau  Mengurangi konsumsi garam.
-   Menyediakan makanan yang rendah garam.
Verbal:




Non verbal:


-   Menyebutkan semua makanan yang boleh di konsumsi dan yang tidak boleh di konsumsi.
-   Memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
-   Masakan yang dikonsumsi sudah tidak asin lagi (rendah garam).
-   Menyediakan makan an yang rendah garam.
4.    Jelaskan kepada keluarga tentang diet pada panderita tekanan darah tinggi.
5.    Obsevarsi kemampuan keluarga setelah mendapat penjelasan dari petugas.
6.    Anjurkan kepada keluarga untuk memeriksakan diri secara teratur.
7.    Motivasi penderita untuk mengurangi garam dalam setiap makanan.
8.    Anjurkan kepada keluarga untuk menyediakan makanan yang sesuai dengan diet.
Konsumsi.
-   Penderita akan memeriksakan diri secara teratur ke pelayanan kesehatan.
-   Keluarga menyedia kan masakan untuk penderita (sup dengan rasa yang tidak asin).

No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Kriteria
Standard
Intervensi
Evaluasi
Umum
Khusus
2.
Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah
Setelah dilakukan kunjungan 2x Keluarga diharapkan mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat.
Keluarga dapat:
-   Menyebutkan beberapa syarat rumah sehat.
-   Menyebutkan kem- bali dampak dari lingkungan rumah yang tidak sehat.
-   Menjaga kebersihan lingkungan rumah terutama kamar.
-   Merapikan baju yang bergantungan.
-   Membersihkan lingkungan rumah secara teratur.
Verbal:







Non verbal:
Keluarga mampu:
-   Menyebutkan 3 syarat rumah yang sehat.
-   Menyebutkan 2 dari 3 manfaat rumah yang bersih.


-   Rumah tampak rapi dan tidak ada baju yang bergantungan.
-   Membersihkan rumah setiap hari.
-   Membersihkan kamar mandi secara teratur.
1.    Jelaskan kepada keluarga  tentang syarat rumah yang sehat.
2.    Jelaskan kepada keluarga tentang hal-hal dapat terjadi akibat rumah yang kurang sehat (lembab, kurang sinar matahari, bak mandi jarang dikuras).
3.    Diskusikan dengan keluarga tentang pembagian tugas dalam menjaga kebersihan rumah.
4.    Anjurkan kepada keluarga untuk membuka jendela, melipat baju yang bergan- tungan.
Keluarga mampu:
-   Menyebutkan kembali syarat dari rumah yang sehat.
-   Menyebutkan akibat yang bisa timbul akibat lingkungan rumah yang tidak sehat.
-   Keluarga mau melipat baju yang bergantung- an.
-   Keluarga membersih kan rumah secara teratur.

No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Kriteria
Standard
Intervensi
Evaluasi
Umum
Khusus






5.    Anjurkan kepada keluarga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah.
6.    Beri pujian untuk tindakan yang tepat.





F.   Implementasi.
No. Dx
Pelaksanaan
II
1.    Menjelaskan kepada keluarga dampak yang bisa muncul akibat rumah yang kurang bersih dan sirkulasi udara tidak lancar serta ruangan yang kurang sinar matahari, antara lain:
-   Banyaknya nyamuk.
-   Mempercepat penularan penyakit.
-   Penyakit pernafasan (seperti batuk, flu, pilek, alergi).
2.    Menjelaskan kepada keluarga beberapa syarat rumah sehat antara lain:
-   Penerangan dengan sinar matahari yang cukup.
-   Sirkulasi udara yang lancar.
-   Lantai yang keras dan bersih.
3.    Mediskusikan dengan Ny. S dalam membagi tugas untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah.
4.    Menganjurkan kepada keluarga untuk membuka jendela yang yang ada selebar-lebarnya setiap hari agar sirkulasi udara lancar.
5.    Menyarankan kepada keluarga untuk menjaga kebersihan rumah secara bergantian.
6.    Menganjurkan kepada keluarga untuk menjelaskan kembali  kepada petugas tentang syarat rumah sehat dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
I
1.    Menjelaskan kepada keluarga bahwa tekanan darah tinggi bisa terjadi akibat ada faktor keturunan, peningkatan usia, dan tidak mejaga keseimbangan makanan.
2.    Menjelaskan kepada keluarga tentang tanda dan gejala dari peningkatan tekanan darah antara lain:
-   Kepala pusing.
-   Tengkuk/ leher terasa kaku.
-   Mata berkunang-kunang.
3.    Menjelaskan kepada keluarga dampak yang bisa terjadi akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol yaitu:
-   Perdarahan pada otak atau orang lazim menyebutnya stroke atau lumpuh separo atau lumpuh total.
-   Kematian akibat stroke yang parah.
4.    Menjelaskan kepada keluarga bahwa tekanan darah yang tinggi dapat diturunkan dengan:

Tgl
Pelaksanaan

-   Mengatur makanan/ keseimbangan makanan.
Makanan rendah garam (kurang garam).
-   Olahraga secara teratur.
-   Mengkonsumsi makanan yang dapat menurunkan tekanan darah antara lain:
Buah belimbing, buah ketimun, daun alpukat.
5.    Menganjurkan keluarga untuk melakukan kontrol secara teratur ke puskesmas untuk mengetahui tekanan darah.
6.    Menganjurkan kepada keluarga untuk menjelaskan kembali kepada petugas tentang hal-hal yang telah dijelaskan oleh petugas.

Melakukan penyuluhan dengan topik tanda dan gejala terjadinya peningkatan tekanan darah.

Melakukan penyuluhan dengan topik diet untuk penderita tekanan darah tinggi.

G.  Evaluasi
Tgl
Evaluasi

12/5/2014
S:



O:

A:
P:
-   Ny. S mengatakan bahwa ia sudah membersihkan kamarnya dan melipat baju yang bergantungan, serta menyapu lantai.
-   Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyuruh anaknya untuk menguras bak kamar mandi dan sudah di lakukannya.
-   Rumah tampak bersih dan rapi.
-   Bak mandi bersih (tidak ada jentik/ larva).
Masalah teratasi.
Rencana perawatan dihentikan.
13/5/2014
S:


O:

A:
P:
-   Ny. S mengungkapkan pusing yang dirasakan sudah berkurang.
-   Ny. S mengatakan bahwa ia sudah menyendirikan makanannya yang garamnya sudah dikurangi.
-   Tekanan darah 140/100 mmHg.
-   Masakan yang dikonsumsi oleh Ny. Sa sudah tidak asin lagi.
Masalah teratasi.
Rencana perawatan dihentikan.
-   Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu kontrol ke puskesmas/ pusat pelayanan kesehatan secara teratur.






0 komentar:

Posting Komentar