LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA Tn. Sy DENGAN HIPERTENSI
DI RT. I RW VII KELURAHAN BENDOGERIT
KECAMATAN SANANWETAN KOTA BLITAR
TUGAS KELOMPOK
Untuk
memenuhi matakuliah
Keperawatan Keluarga
yang
dibina oleh Bu Sri Mugianti, S.Kep., Ns., M.Kep.
Oleh
Ilus
Fediastari 1201300003
PROGRAM
STUDI DIII KEPERAWATAN BLITAR
JURUSAN
KEPERAWATAN
POLTEKKES
KEMENKES MALANG
2014
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
- DEFINISI
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya
diatas 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2002: 896)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90mmHg. Diagnosis hipertensi tidak
berdasarkan pada peningkatan tekanan darah yang hanya sekali. Tekanan darah
harus diukur dalam posisi duduk dan berbaring.
Ada dua macam hipertensi, yaitu
hipertensi essensial (primer) dan sekunder. Sembilan puluh persen dari semua
kasus hipertensi adalah primer. Tidak ada penyebab yang jelas tentang
hipertensi primer. Sekalipun ada beberapa teori yang menunjukkan adanya
faktor-faktor genetic, perubahan hormone, dan perubahan simpatis. Hipertensi
sekunder adalah akibat dari penyakit atau gangguan tertentu.
- Penyebab hipertensi sekunder
Area
yang terganggu
|
Mekanisme
|
Ginjal
-
Penyakit parenkim ginjal
(gromerulonefritis gagal ginjal)
-
Penyakit renovaskuler
Kelenjar
adrenal
-
Sindrom chusing
-
Aldosteronisme primer
-
Fenokromositoma
Koarktasi
aorta
Trauma
kepala atau tumor cranial.
Hipertensi
akibat kehamilan.
|
-
Seringkali menyebabkan hipertensi
dependen rennin atau natrium. Perubahan fisiologis dipengaruhi oleh macamnya
penyakit dan beratnya insufisiensi ginjal.
-
Berkurangnya perfusi ginjal karena
aterosklerosis atau fibrosis yang membuat arteri renalis menyempit;
menyebabkan tahanan vaskuler perifer meningkat.
-
Meningkatnya volume darah
-
Aldosteron menyebabkan retensi natrium
dan air, yang membuat volume darah meningkat
-
Sekresi yang berlebihan dari
katekolamin (norepinefrin membuat tahanan vaskuler perifer meningkat)
-
Menyebabkan tekanan darah meningkat
pada ekstremitas atas dan berkurangnya perfusi pada ekstremitas bawah.
-
Meningkatnya tekanan intracranial akan
mengakibatkan perfusi serebral berkurang ; iskemia yang timbul akan
merangsang pusat vasomotor medulla untuk meningkatkan tekanan darah.
-
Penyebab belum diketahui. Ada teori
bahwa vasospasme umum bisa menjadi faktor penyebab.
|
- Klasifikasi hipertensi
Source: National Institutes of Health.
Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa berusia > 18
tahun
Kategori
|
Systolic (mmHg)
|
Diastolic (mmHg)
|
Optimal
|
<120
|
<80
|
Normal
|
<130
|
<85
|
High Normal
|
130-139
|
85-89
|
Hipertensi
|
|
|
Stage 1
|
140-159
|
90-99
|
Stage 2
|
160-179
|
100-109
|
Stage 3
|
>180
|
>110
|
Tingkat
|
Sistolik
(mmHg)
|
Diastolik
(mmHg)
|
1
|
140-159
|
90-99
|
2
|
160-179
|
100-109
|
3
|
180-209
|
110-119
|
4
|
>210
|
>210
|
- Tanda dan gejala hipertensi
Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa
sebagian besar gejala klinis yang timbul setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun berupa: nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual
dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intracranial, penglihatan kabur
akibat kerusakan retina akibat hipertensi, ayunan langkah yang tidak mantap
karena kerusakan susunan saraf pusat , nokturia karena peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi gromerolus. Edema dependen dan pembengkakan akibat
peningkatan tekanan kapiler.
Gejala lain yang umumnya terjadi
pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran
darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.
(Wiryowidagdo, 2002)
- Faktor-faktor resiko hipertensi
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi
karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi.
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering
disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung,
pembuluh darah, dan hormone. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun
akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian premature
(Juliantri, 2005)
Riwayat keluarga juga merupakan
masalah yang memacu masalah terjadinya hipertensi. Hipertensi cenderung
merupakan penyakit keturunan. Jika seseorang dari orang tua kita memiliki riwayat
hipertensi maka sepanjang hidup kita memiliki kemungkinan 25% terkena
hipertensi (Astawun, 2002)
Garam dapur merupakan faktor yang
sangat dalam pathogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan
pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3
gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15
gram perhari, prevelensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan
garam terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma,
curah jantung dan tekanan darah (Sheps, 2000)
- Tindakan kolaboratif
Uji diagnostik
Diagnosis
awal hipertensi ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan darah yang tinggi.
Pemeriksaan dilakukan paling sedikit dua kali dalam waktu yang tidak bersamaan
dengan posisi pasien duduk dan berbaring. Setelah diagnosis ditentukan,
pemeriksaan diagnostic yang spesifik dilakukan untuk menentukan penyebab
hipertensi, luasnya kerusakan pada organ-organ vital (ginjal, jantung, otak),
dan pembuluh-pembuluh retina. Hasil dari pemeriksaan ini dapat digunakan
sebagai data dasar untuk membandingkan hasil-hasil pemeriksaan selanjutnya.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:
1. Pemeriksaan
darah lengkap (hitung deferensial da kimia serum)
2. Fungsi
ginjal (nitrogen urea darah, kreatinin, urinalisis rutin)
3. Panel
lipid untuk mengetahui adanya hiperlipidemia
4. Elektrokardiogram
(EKG), sinar-X toraks, ekokardiogram, untuk melihat adanya pembesaran jantung,
dan hipertropi ventrikel kiri.
Obat-obatan
Tujuan terapi lebih pada pencegahan morbiditas dan mortalitas. Terapi
dengan menggunakan obat adalah pengobatan utama untuk hipertensi essensial.
Pada umumnya, pemakaian obat dimulai dengan satu macam obat dalam dosis yang
rendah dan diberikan satu kali tiap hari untuk mempermudah kepatuhan pasien.
Seringnya pemberian atau banyaknya dosis obat diatur sesuai dengan respons
pasien terhadap obat yang diterimanya. Kategori obat dapat pula diganti apabila
tidak ada respons terhadap obat yang pertama.
Ketidakpatuhan
merupakan masalah utama dalam pengobatan hipertensi. Seringkali pasien tidak
meminum obat karena ia merasa sehat, apalagi kalau ia harus meminum obat lebih
dari satu macam. Harga obat juga menjadi faktor yang menyebabkan
ketidakpatuhan. Oleh karena itu, dianjurkan agar pengobatan dibuat sesederhana
mungkin. Tujuan dari pengobatan adalah menurunkan dan mempertahankan tekanan
darah pada tingkat yang dapat melindungi jantung, ginjal, dan otak dari
kerusakan yang permanen.
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinjau 3 faktor fisiologis yaitu
menurunkan isi cairan intravaskular dan Na darah dengan diuretik, menurunkan
aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovaskuler terhadap rangsangan
adrenergik dengan obat dari golongan antisimpatis, dan menurunkan tahanan
perifer dengan obat vasodilator.
7.
Modifikasi
pola hidup
Sangat dianjurkan agar keluarga dapat memodifikasi
pola hidupnya agar pengobatannya menjadi lebih efektif. Dua pola hidup sangat
perlu disesuaikan adalah kebiasaan merokok dan stress. Rokok mempunyai efek
vasokonstriksi pada pembuluh darah. Peranan stress belum begitu jelas tetapi
relaksasi dan management stress yang efektif sangat membantu dalam
mengendalikan hipertensi
Pembedahan
Pembedahan tidak
digunakan untuk pengobatan hipertensi essensial, tetapi dapat bermanfaat untuk
hipertensi sekunder, seperti tumor adrenal, feokromositoma yang sangat banyak
mengeluarkan katekolamin-epinefrin dan noreepinefrin, atau pembedahan ginjal.
Diet
Diet adalah pola hidup
yang perlu dimodifikasi
1. Mengurangi
garam dan makanan
2. Menurunkan
berat badan bagi yang obes
3. Tidak
mengkonsumsi lemak jenuh untuk mengurangi resiko penyakit jantung
4. Mengurangi
konsumsi alcohol.
Aktivitas
Gerak badan aerobic
secara teratur dianjurkan karena dapat membantu mengurangi berat badan dan
resiko penyakit jantung. Akan tetapi, gerakan badan yang melelahkan, seperti
mengangkat beban atau gerak badan yang menimbulkan maneuver Valsalva lebih baik
dihindari.
Konsep Asuhan
Keperawatan
1. Pengkajian
Data subjektif:
a.
Adanya
faktor-faktor resiko: riwayat keluarga (penyakit jantung, hipertensi, stroke,
diabetes, hiperlipidemia, obesitas). Riwayat memiliki hasil tekanan darah yang
tinggi pada pengukuran sebelumnya, gejala yang mengarah pada kausa hipertensi
sekunder .
b.
Adanya riwayat
hipertensi, obat-obat yang digunakan, kepatuhan, dan pemeriksaan lanjutan
c.
Adanya riwayat
penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, ginjal, diabetes, hiperlipidemia
d.
Merokok, konsumsi
alkohol
e.
Kebiasaan makan:
riwayat peningkatan atau penurunan berat badan.
f.
Pekerjaan, stress,
manageman stres.
g.
Pengetahuan tentang
hipertensi dan pengobatannya
h.
Faktor lingkngan
dan psikososial yang mungkin dapat memengaruhi kontrol tekanan darah atau
kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan pengobatan.
Data objektif
a.
Periksa tekanan
darah 2 kali (lengan kiri dan kanan)
b.
Berat badan dan
tinggi badan
c.
Funduskopi mata
untuk mengetahui adanya penyempitan atau perdarahan arteriole.
d.
Leher: bruit
karotis, distensi vena jugularis, pembesaran kelenjar tiroid/thyromegaly.
e.
Pemeriksaan
jantung: evaluasi adanya hipertrofi,tanda-tanda hipertropi ventrikel kiri.,
aritmia, adanya suara tambahan jantung, seperti: galop rhytm, murmur,
peningkatan kecepatan denyut jantung,
f.
Abdomen: untuk
menemukan adanya aneurisma atau abnormalitas ginjal, bruit, tumor, pembesaran
organ-organ abdominal.
g.
Ekstremitas: warna
kulit, edema, hangat, nadi perifer; auskultasi arteri femoralis untuk adanya
bruit.
h.
Pengkajian
neurologis.
i.
Uji laboratorium:
darah lengkap, kimia darah, lipid, kreatinin, urinalisis rutin. Potasium serum,
BUN/ Blood Urea Nitrogen
Diagnosis
Keperawatan
Diagnosis yang mungkin muncul dalam keluarga yang
menderita hipertensi adalah:
1.
Defisit pengetahuan
(faktor-faktor resiko hipertensi, pengobatan) yang berhubungan dengan tidak ada
informasi, kurang respons terhadap informasi, tafsiran yang salah tentang
informasi.
2.
Ketidakefektifan
manageman pengobatan yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup pasien, harga
obat, dan efek samping obat.
3.
Ketidakpatuhan yang
berhubungan dengan tidak adanya pengetahuan (sifat hipertensi) pengobatan yang
rumit, efek samping obat.
Tujuan asuhan
keperawatan pada keluarga dengan masalah Hipertensi
Setelah diberikan informasi kepada keluarga, diharapkan
keluarga mampu:
1.
Dapat menjelaskan
dengan tepat sifat dari hipertensi dan efeknya pada organ-organ vital (otak, ginjal,
dan jantung).
2.
Menyebutkan dengan
tepat pada pola hidup yang perlu dimodifikasi untuk mencegah faktor-faktor
resiko.
3.
Menyebutkan dengan
cepat efek dan efek samping obat-obatan yang digunakannya.
4.
Meminum obat-obat
antihipertensi yang diberikan dokter pada waktu yang ditetapkan secara
konsisten.
Kreteria evaluasi
1.
Respon verbal,
keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab dari
hipertensi
2.
Respon afektif,
keluarga mampu merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
3.
Respon Psikomotor,
keluarga mampu memodifikasi lingkungan bagi penderita hipertensi.
Intervensi
Keperawatan
1.
Penyuluhan
kesehatan, fokus dari intervensi keperawatan adalah pengajaran pada pasien dan
keluarganya tentang:
a.
Sifat hipertensi
Pasien dan keluarga perlu tahu konsep dari tekanan darah,
hipertensi, sistole, dan diastole. Jelaskan efek hipertensi pada organ-organ
vital seperti jantung, otak, dan ginjal. Demostrasikan kepada pasien dan
keluarga cara mengukur tekanan darah dan cara mencatatnya.
b.
Faktor-faktor
resiko:
ü Hindari makanan yang tinggi garam natrium karena dapat
menahan air. Kurangi konsumsi makanan cepat saji.
ü Kurangi atau hindari lemak jenuh untuk mencegah resiko
aterosklerosis dan resiko penyakit jantung
ü Kurangi atau hindari konsumsi alkohol karena dapat meningkatkan
tekanan darah. Alkohol mempunyai efek toksik pada hepar.
ü Nikotin dari rokok dapat mengakibatkan aterosklerosis.
Rokok juga merupakan faktor utama penyebab kanker hepar.
c.
Partisipasi dalam
program gerak badan 3 kali seminggu selama 30-45 menit.
d.
Bersama pasien dan
keluarga membahas. Dan mengidentifikasi sumber-sumber stres (dirumah, di tempat
kerja), dan mencari strategiyang cocok umtuk pasien dalam menangani stres
secara afektif.
e.
Demonstrasikan pada
pasien teknik-teknik, relaksasi, seperti nafas dalam, relaksasi otot secara
progresif, meditasi. Bahas dengan pasien tentang hobi yang dapat membantunya
relaksasi.
f.
Jelaskan kepada
pasien dan keluarganya efek dan efek samping obat, dosis, dan frekuensi memakan
obat. Efek samping yang sering timbul adalah berkurangnya kadar kalium dalam
darah dan hipotensi ortostatik. Untuk menangani kalium yang rendah, dianjurkan
agar pasien memakan makanan yang kaya kalium, seperti pisang, jeruk, kismis,
dan kentang. Hipotensi ortostatik dapat diatasi dengan:
ü Bangun secara berlahan, duduk sebentar baru berdiri.
ü Apabila merasa akan pingsan, langsung duduk dengan kepala
sedikit kebawah atau berbaring.
ü Hindari berdiri lama, darah akan cenderung mengumpul pada
kedua tungkai bawah dan dapat mengakibatkan hipovolumia.
ü Hindari mandi dengan air panas karena dapat menyebabkan
vasodilatasi yang membuat tekanan darah turun sementara.
g.
Mencegah
ketidakpatuhan.tidak meminum obat sesuai petunjuk dokter adalah faktor utama
penyebab hipertensi yang tidak dapat dikendalikan. Penyebab ketidakpatuhan
dapat dikarenakan:
ü Hipertensi yang asimtomatis pada tahap awal.
ü Harga obat
ü Efek samping obat
ü Pemberian obat-obat yang banyak sehingga pasien bingung
ü Harus dijelaskan pada pasien bahwa tanda hipertensi tidak
muncul pada tahap awal.oleh karena itu, obat perlu diminum sekalipun tidak ada
tanda-tandanya.
ü Apabila sering lupa, keluarga harus membantu
menyiapkannya di meja.
h.
Mempertahankan
fungsi seksual. Efek samping potensial dari obat-obat inhibitor adrenergik
adalah disssfffungsi seksual.
ü Pada umumya penyekat beta-adrenergik dapat mengurangi
lipido dan kemampan untuk ejakulasi.
ü Penyakit- alfa dapat mengurangi kemampuan ejakulasi
ü Klonitidin dapat menghambat ereksi.
DAFTAR RUJUKAN
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8. Jakarta : EGC
Mansjoer A. 2000. Kapita
Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Taylor’s. 2005. Taylor’s
Cardiovascular Disease A Handbook.
New York :
Springer (Handbook)
Baradero,
M., Dayrit M, W., & Siswadi, Y. 2008.
Klien Gangguan
Kardiovaskuler.
Jakarta: EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. Sy DENGAN HIPERTENSI DI RT. 1 RW vii KELURAHAN BENDOGERIT KECAMATAN SANANWETAN
KOTA BLITAR
A. Pengkajian
I.
Data Umum:
Nama kepala keluarga
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
|
: Tn. Sy
: DI RT. 1 RW
vii
KELUARGA BEndogerit
KEC. SANANwetan
: Sopir
: SMP
|
Daftar anggota
keluarga:
No.
|
Nama
|
J.K
|
Hubungan
dgn Keluarga
|
Umur
|
Pendidikan
|
Status
Imunisasi
|
Ket.
|
1
2
3
4
|
Tn
Sy
Ny.
Sa
An.
Ba.
An.
Fa
|
L
P
P
L
|
Bapak
Ibu
Anak
Anak
|
46
40
15
9
|
SMP
SD
SMP
SD
|
Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap
|
Sehat
HT
Sehat
Sehat
|
Genogram :
|
|
Keterangan:
|
||||||||||||
|
|
|||||||||||
|
||||||||||||
|
Keluarga Tn. Sy tergolong dalam Nuclear
family/ keluarga inti
,dalam satu rumah
terdapat Ayah. Ibu dan anak. Budaya yang dianut suku jawa yang mempunyai anggapan makan tidak makan asal kumpul,
sehingga akan dapat meningkatkan penularan penyakit jika salah satu anggota keluarga menderita
penyakit menular.
Seluruh anggota keluarga ini menganut agama Islam. Kepala keluarga bekerja, sebagai Sopir
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga:
Riwayat
kesehatan anggota keluarga:
a.
Ny. Sa
Ny. Sa mengatakan bahwa ia menderita tekanan darah
tinggi. Ny. Sa mengungkapkan bahwa didalam keluarganya memiliki penyakit keturunan seperti Hipertensi, Diabetes Melitus dan TBC. Ibu Ny. Sa meninggal karena Diabetes
Melitus pada tahun 2000. Sedangkan Ayah Ny. Sa meninggal karena Hipertensi
Kronis pada tahu 1998. Saat dilakukan pengkajian tekanan
darah 170/100 mmHg, Ny. Sa batuk terus menerus dan pada saat dilakukan pemeriksaan fisik
(auskultasi) terdengar ronkhi. Ny. Sa juga mengatakan bahwa ia sering sakit kepala/ pusing.
b.
Tn. Sy
Selama ini tidak pernah menderita penyakit
berat. Sakit yang sering dialami adalah flu dan batuk dan pada saat ia sakit
maka ia akan membelikan obat-obat yang ada di warung dan jika belum sembuh maka
ia akan pergi ke Puskesmas.
c.
An. Ba
Penyakit yang sering diderita oleh An. Ba adalah batuk pilek.
Usaha yang dilakukan oleh ibu untuk mengatasi hal ini adalah membelikan obat di
warung yang dijual bebas, apabila masih sakit maka oleh ibu akan dibawa ke
puskesmas.
d.
An. Fa
Selama ini tidak pernah menderita sakit
berat, sakit yang sering dideritanya adalah batuk pilek yang oleh ibunya akan
dibelikan obat di warung dan apabila tidak sembuh akan dibawa ke puskesmas.
III.
Lingkungan:
Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan
rumah permanen, luas rumah keseluruhan
+ 70 M2 dengan
jumlah kamar yang dimiliki adalah 4 kamar tidur, 2 ruang tamu, 1 kamar mandi, 1
dapur, serta 1 ruang keluarga yang berfungsi untuk tempat menonton televisi
bersama. Pencahayaan didalam rumah ini kurang karena rumah masih tampak gelap
pada kamar-kamarnya dan pada bagian kamar belakang ventilasi kurang karena tidak
memiliki jendela, lantai rumah tampak kotor. Air minum yang digunakan oleh
keluarga ini adalah air PDAM yang sudah dimasak. Keluarga ini memiliki tempat
tinggal yang tetap.
Denah rumah Ny.
Sa
Keterangan:
|
|
|
|
|
|
|
|
Dilingkungan RT
setempat memiliki budaya untuk selalu mengunjungi warga yang sakit dengan
memberikan sedikit bantuan sehingga dapat meringankan beban keluarga yang
sakit. Ny. Sa
Mengatakan bahwa ia mengikuti kegiatan arisan dan yasinan di lingkungan RT 1 tetapi jika ia sakit
ia tidak mengikutinya.
IV.
Struktur keluarga:
Pola komunikasi
di dalam keluarga ini terbuka dan didalam keluarga semua anggota keluarga
menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Menurut Ny. Sa di dalam keluarganya
menganut norma yang berlaku di dalam masyarakat dan adat jawa.
V. Fungsi keluarga:
a.
Fungsi afektif
Menurut Ny. Sa ia senang memiliki keluarga yang lengkap serta
sangat senang karena dapat berkumpul dengan mereka. Keluarga tampak harmonis,
saling memperhatikan satu dengan yang lain serta saling menghargai satu dengan
yang lain, apabila ada anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota
keluarga akan membantu sesuai dengan kemampuan.
b.
Fungsi sosialisasi
Hubungan antar
anggota keluarga baik, didalam keluarga ini tampak kepedulian anggota keluarga
dengan saling tolong menolong dalam melaksanakan tugas didalam keluarga ini.
Keluarga ini juga membina hubungan yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya
terbukti dengan seringnya tetangga main ke teras rumahnya untuk
berbincang-bincang dengan anggota keluarga.
c.
Fungsi perawatan kesehatan
Ny. Sa mengatakan bahwa ia tidak mengetahui bahwa
penyakit takanan darah tingginya
berbahaya jika dibiarkan tanpa adanya kontrol, ia juga tidak mengetahui
tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan darah yang diketahuinya hanya kepala
pusing, terkadang nyeri pada leher
belakang,. Ny Sa. mengatakan ia tidak mengurangi atau pantangan
makanan apapun karena ia tidak tahu serta makanan yang dikonsumsinya sama
dengan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga (tidak disendirikan karena kurang
garam). Ny. Sa mengatakan minum obat
jika terasa sakit saja, tidak setiap hari., Ny. Sa tidak mengetahui akibat jika
tidak minum obat anti hepertensi secara teratur.
Menurut keluarga sakit yang dialami Ny. Sa ini tidak terlalu
dirasakan karena Ny. Sa dibawa ke puskesmas jika ada keluhan saja. Anggota keluarga
mengatakan bahwa ia tidak mengetahui akibat yang bisa timbul akibat dari
tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol serta cara merawat anggota keluarga
yang sakit.
Keluarga mengatakan bahwa yang menjaga
kebersihan rumah adalah Ny. Sa dibantu oleh
anak-anaknya secara bergantian. Keluarga mengatakan bahwa mereka melakukannya
karena kebiasaan.
Keluarga mengetahui jika sakit ia harus
pergi ke puskesmas apalagi puskesmas yang ada cukup dekat rumah dengan hanya naik sepeda motor maka
akan sampai.
VI.
Stress dan koping keluarga:
Ny.
Sa mengatakan
bahwa di dalam keluarganya jika ada masalah mengenai anak, sekolah anak atau
apapun akan berusaha diselesaikan dengan berunding bersama-sama untuk mencari
jalan yang terbaik.
Dan
apabila masalah tersebut belum terpecahkan juga maka keluarga akan minta
bantuan kepada anggota keluarga yang lebih tua dalam membantu memecahkan masalah.
VII.Pemeriksaan
fisik:
a.
Ny. Sa
Saat dilakukan pengkajian tekanan darah 170/100
mmHg, konjungtiva merah muda, sklera putih. Suhu 36ᴼC, Nadi 88 x/menit, RR 24x/menit, terdengar ronchi.
b.
Tn. Sy
Pada pemeriksaan fisik Tn. Sy dalam batas
normal, tidak ada kelainan pada sistem organ. Tekanan darah 120/80 mmHg. Suhu 36,5ᴼC, Nadi 80 x/menit, RR 24x/menit
c.
An. Fa
An. Fa tampak segar dengan riang ia bermain kesana
kemari. Berat badan yang dimiliki oleh anak F adalah 15 kg.
VIII.
Harapan keluarga:
Kelurga mengharapkan agar petugas dapat
membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh keluarganya dan ia mengharapkan
dapat membantu mempercepat kesembuhan bagi penyakit yang sedang dideritanya.
I. Kesimpulan
Keluarga Ny. Sa merupakan keluarga besar
dengan keadaan ekonomi menengah
kebawah. Dimana penghasilan keluarga berasal dari Tn.
Sy. keadaan rumah permanen, penerangan cukupan, ventilasi cukupan dengan lantai
yang agak kotor dan cukup lembab. Keluarga kurang mengetahui bagaimana
perawatan pada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi. Didalam
rumah ini terdapat MCK milik sendiri. Keluarga mempergunakan air PDAM untuk dikonsumsi sebagai
air minum dengan dimasak terlebih dahulu tentunya. Di dalam keluarga ini Ny. Sa usia 52 tahun menderita hipertensi tekanan darah pada saat
dilakukan pengkajian 170/100 mmHg. Keluarga mengatakan sudah membawa Ny. Sa untuk berobat tetapi
tidak kunjung sembuh juga batuk yang dialaminya.
B.
Analisa data
Tgl
|
Data
|
Eiologi
|
Masalah
perawatan keluarga
|
12/5/2014
|
Subjektif:
Ny. Sa mengatakan bahwa ia tidak mengetahui , akibat jika tidak mengonsumsi obat-obatan
secara teratur, ia tidak mengetahui tanda-tanda
terjadinya peningkatan tekanan darah, ia juga mengatakan bahwa ia tidak tahu
harus mengurangi makan apa, karena selama ini ia tidak pantang atau
mengurangi makanan. Ia mengatakan sering mengalami pusing kepala. Keluarga
mengatakan bahwa ia tidak pernah mengajak kontrol ke puskemas atau tempat
yang lain untuk mrngontrol tekanan darahnya
Objektif:
Tekanan darah Ny. Sa 170/100 mmHg.
Suhu 36ᴼC, Nadi 88
x/menit, RR 24x/menit
Penderita mengetahuinya + 1 bulan
yang lalu.
|
1.
Ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit
tekanan darah tinggi.
|
1.
Hipertensi
Resiko cidera
(perdarahan pada pembuluh darah di otak) pada Ny. Sa
|
|
Subjektif:
Ny. Sa mengatakan bahwa yang membersihkan rumah adalah
anaknya An. Fa
Objektif:
Ruangan tampak gelap, dan ventilasi/
sirkulasi udara didalam rumah kurang, baju banyak yang digantung.
|
2.
ketidakmampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah
|
2.Kebersihan lingkungan rumah.
Resiko
terjadinya penyakit (DHF & ISPA)
|
C.
Skoring
Resiko cidera
(perdarahan pada pembuluh darah di otak)
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
Sifat masalah
Tidak sehat.
2.
Kemungkinan masalah dapat
diubah.
Sebagian.
3.
Potensi masalah untuk
dicegah.
Cukup
4.
Menonjolnya masalah.
Ada masalah
tetapi tidak perlu ditangani
|
3/3 x 1 = 1
½ x 2 = 1
2/3 x 1 = 2/3
½ x 1 = ½
|
Adalah kurang/ tidak sehat dan memerlukan
penanganan yang secepatnya untuk mencegah peningkatan tekanan darah atau
terjadinya komplikasi akibat peningkatan tekanan darah.
Masalah dapat diatasi sebagian karena
keluarga kurang memiliki pengetahuan tentang cara merawat anggota keluarga yang menderita
tekanan darah tinggi.
Masalah dapat diubah karena penyakit
hipertensi meruapakan suatu penyakit yang dapat dipertahanakan dengan menjaga
keseim bangan tekanan darah.
Keluarga tidak menyadari betapa
pentingnya menjaga kestabilan tekanan darah pada penderita hipertensi
|
Total skor 3 ¼
|
Resiko terjadinya penyakit (DHF & ISPA)
Kriteria
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
Sifat masalah
Ancaman
kesehatan.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah.
Sebagian.
3.
Potensi masalah untuk
dicegah.
Cukup
4.
Menonjolnya masalah.
Ada masalah
tetapi tidak perlu ditangani
|
2/3 x 1 = 2/3
½ x 2 = 1
2/3 x 1 = 2/3
½ x 1 = ½
|
Merupakan ancaman kesehatan karena dapat
menimbulkan berbagia masalah kesehatan oleh karena lingkungan yang kotor.
Masalah dapat diatasi sebagian karena
keluarga memiliki fasilitas dan kemauan untuk menjaga kebersihan
lingkungannya.
Masalah dapat diubah karena anggota
keluarga memiliki waktu yang cukup guna membersihkan rumah.
Keluarga tidak menyadari bahwa lingkungan
yang kotor dapat menimbulkan penyakit.
|
Total skor 3
|
D. Diagnosa keperawatan
1.
Resiko cidera (perdarahan pada
pembuluh darah di otak) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit tekanan darah tinggi
2.
Resiko terjadinya penyakit (DHF
& ISPA) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memelihara
lingkungan rumah
E.
Intervensi
No.
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria
|
Standard
|
Intervensi
|
Evaluasi
|
|
Umum
|
Khusus
|
||||||
1.
|
Resiko cidera (perdarahan pada pembuluh
darah di otak) berhubungan dengan ketidak-mampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit tekanan darah tinggi
|
Setelah di lakukan pera- watan/ kun-
jungan 4x diharapkan keluarga mam pu merawat anggota keluarga yang menderita tekanan darah
tinggi.
|
Keluarga mampu:
-
Menyebutkan kem- bali tentang
kemung kinan penyebab terjadinya pening katan tekanan darah.
-
Menyebutkan tanda dan gejala
terjadinya peningkatan tekanan darah.
-
Menyebutkan akibat yang bisa
terjadi bila tekanan darah terlalu tinggi.
|
Verbal:
|
-
Menyebutkan 2 dari 3
kemungkinan pe- nyebab terjadinya pe- ningkatan tekanan darah.
-
Menyebutkan 2 dari 3 tanda
peningkatan tekanan darah.
-
Menyebutkan 2 akibat yang
mungkin terjadi dari peningkatan tekanan darah.
|
1.
Jelaskan kepada keluarga
tentang kemungkinan penyebab tejadi peningkatan tekanan darah.
2.
Jelaskan tentang tanda/
gejala terjadinya peningkat an tekanan darah.
3.
Jelaskan tentang akibat dari
peningkatan tekanan darah.
|
Keluarga mampu:
-
Menyebutkan kemung kinan
penyebab terja- dinya peningkatan tekanan darah.
-
Menyebutkan tanda peningkatan
tekanan darah.
-
Menyebutkan akibat yang bisa
terjadi pada peningkatan tekanan darah.
-
Menunjukkan makan- an yang
boleh dan tidak boleh di
|
No.
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria
|
Standard
|
Intervensi
|
Evaluasi
|
|
Umum
|
Khusus
|
||||||
|
|
|
-
Menyebutkan makan an yang
boleh dan tidak boleh untuk penderita tekanan darah tinggi.
-
Memeriksakan diri secara
teratur.
-
Penderita mau Mengurangi konsumsi garam.
-
Menyediakan makanan yang
rendah garam.
|
Verbal:
Non verbal:
|
-
Menyebutkan semua makanan
yang boleh di konsumsi dan yang tidak boleh di konsumsi.
-
Memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan.
-
Masakan yang dikonsumsi sudah
tidak asin lagi (rendah garam).
-
Menyediakan makan an yang
rendah garam.
|
4.
Jelaskan kepada keluarga
tentang diet pada panderita tekanan darah tinggi.
5.
Obsevarsi kemampuan keluarga
setelah mendapat penjelasan dari petugas.
6.
Anjurkan kepada keluarga
untuk memeriksakan diri secara teratur.
7.
Motivasi penderita untuk
mengurangi garam dalam setiap makanan.
8.
Anjurkan kepada keluarga
untuk menyediakan makanan yang sesuai dengan diet.
|
Konsumsi.
-
Penderita akan memeriksakan
diri secara teratur ke pelayanan kesehatan.
-
Keluarga menyedia kan masakan
untuk penderita (sup dengan rasa yang tidak asin).
|
No.
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria
|
Standard
|
Intervensi
|
Evaluasi
|
|
Umum
|
Khusus
|
||||||
2.
|
Resiko terjadinya penyakit (DHF &
ISPA) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan
rumah
|
Setelah dilakukan kunjungan 2x Keluarga
diharapkan mampu memelihara lingkungan rumah yang sehat.
|
Keluarga dapat:
-
Menyebutkan beberapa syarat
rumah sehat.
-
Menyebutkan kem- bali dampak
dari lingkungan rumah yang tidak sehat.
-
Menjaga kebersihan lingkungan
rumah terutama kamar.
-
Merapikan baju yang
bergantungan.
-
Membersihkan lingkungan rumah
secara teratur.
|
Verbal:
Non verbal:
|
Keluarga mampu:
-
Menyebutkan 3 syarat rumah
yang sehat.
-
Menyebutkan 2 dari 3 manfaat
rumah yang bersih.
-
Rumah tampak rapi dan tidak
ada baju yang bergantungan.
-
Membersihkan rumah setiap
hari.
-
Membersihkan kamar mandi
secara teratur.
|
1.
Jelaskan kepada keluarga tentang syarat rumah yang sehat.
2.
Jelaskan kepada keluarga
tentang hal-hal dapat terjadi akibat rumah yang kurang sehat (lembab, kurang
sinar matahari, bak mandi jarang dikuras).
3.
Diskusikan dengan keluarga
tentang pembagian tugas dalam menjaga kebersihan rumah.
4.
Anjurkan kepada keluarga
untuk membuka jendela, melipat baju yang bergan- tungan.
|
Keluarga mampu:
-
Menyebutkan kembali syarat
dari rumah yang sehat.
-
Menyebutkan akibat yang bisa
timbul akibat lingkungan rumah yang tidak sehat.
-
Keluarga mau melipat baju
yang bergantung- an.
-
Keluarga membersih kan rumah
secara teratur.
|
No.
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria
|
Standard
|
Intervensi
|
Evaluasi
|
|
Umum
|
Khusus
|
||||||
|
|
|
|
|
|
5.
Anjurkan kepada keluarga
untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah.
6.
Beri pujian untuk tindakan
yang tepat.
|
|
F.
Implementasi.
No.
Dx
|
Pelaksanaan
|
II
|
1.
Menjelaskan kepada keluarga
dampak yang bisa muncul akibat rumah yang kurang bersih dan sirkulasi udara
tidak lancar serta ruangan yang kurang sinar matahari, antara lain:
-
Banyaknya nyamuk.
-
Mempercepat penularan
penyakit.
-
Penyakit pernafasan (seperti
batuk, flu, pilek, alergi).
2.
Menjelaskan kepada keluarga
beberapa syarat rumah sehat antara lain:
-
Penerangan dengan sinar
matahari yang cukup.
-
Sirkulasi udara yang lancar.
-
Lantai yang keras dan bersih.
3.
Mediskusikan dengan Ny. S
dalam membagi tugas untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah.
4.
Menganjurkan kepada keluarga
untuk membuka jendela yang yang ada selebar-lebarnya setiap hari agar
sirkulasi udara lancar.
5.
Menyarankan kepada keluarga
untuk menjaga kebersihan rumah secara bergantian.
6.
Menganjurkan kepada keluarga
untuk menjelaskan kembali kepada
petugas tentang syarat rumah sehat dan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan.
|
I
|
1.
Menjelaskan kepada keluarga
bahwa tekanan darah tinggi bisa terjadi akibat ada faktor keturunan,
peningkatan usia, dan tidak mejaga keseimbangan makanan.
2.
Menjelaskan kepada keluarga
tentang tanda dan gejala dari peningkatan tekanan darah antara lain:
-
Kepala pusing.
-
Tengkuk/ leher terasa kaku.
3.
Menjelaskan kepada keluarga
dampak yang bisa terjadi akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak
terkontrol yaitu:
-
Perdarahan pada otak atau
orang lazim menyebutnya stroke atau lumpuh separo atau lumpuh total.
-
Kematian akibat stroke yang
parah.
4.
Menjelaskan kepada keluarga
bahwa tekanan darah yang tinggi dapat diturunkan dengan:
|
Tgl
|
Pelaksanaan
|
|
-
Mengatur makanan/
keseimbangan makanan.
Makanan rendah
garam (kurang garam).
-
Olahraga secara teratur.
-
Mengkonsumsi makanan yang
dapat menurunkan tekanan darah antara lain:
Buah
belimbing, buah ketimun, daun alpukat.
5.
Menganjurkan keluarga untuk
melakukan kontrol secara teratur ke puskesmas untuk mengetahui tekanan darah.
6.
Menganjurkan kepada keluarga
untuk menjelaskan kembali kepada petugas tentang hal-hal yang telah
dijelaskan oleh petugas.
|
|
Melakukan penyuluhan dengan topik tanda
dan gejala terjadinya peningkatan tekanan darah.
|
|
Melakukan penyuluhan dengan topik diet
untuk penderita tekanan darah tinggi.
|
G. Evaluasi
Tgl
|
Evaluasi
|
||
12/5/2014
|
S:
O:
A:
P:
|
-
Ny. S mengatakan bahwa ia
sudah membersihkan kamarnya dan melipat baju yang bergantungan, serta menyapu
lantai.
-
Ny. S mengatakan bahwa ia
sudah menyuruh anaknya untuk menguras bak kamar mandi dan sudah di
lakukannya.
-
Rumah tampak bersih dan rapi.
-
Bak mandi bersih (tidak ada
jentik/ larva).
Masalah teratasi.
Rencana perawatan dihentikan.
|
|
13/5/2014
|
S:
O:
A:
P:
|
-
Ny. S mengungkapkan pusing
yang dirasakan sudah berkurang.
-
Ny. S mengatakan bahwa ia
sudah menyendirikan makanannya yang garamnya sudah dikurangi.
-
Tekanan darah 140/100 mmHg.
-
Masakan yang dikonsumsi oleh
Ny. Sa
sudah tidak asin lagi.
Masalah teratasi.
Rencana perawatan dihentikan.
-
Menganjurkan kepada keluarga
untuk selalu kontrol ke puskesmas/ pusat pelayanan kesehatan secara teratur.
|
|
0 komentar:
Posting Komentar